Mengapa Karbohidrat menjadi sumber utama energi?
Daftar Isi:
- Video Hari
- Energi Ditetapkan
- Otak Craves Carbs
- Karbohidrat Hemat Energi
- Aktivitas yang Berbeda / Bahan Bakar Berbeda
- The Bottom Line
Bila menyangkut energi, karbohidrat sering disebut sebagai bahan bakar yang paling penting untuk menyalakan tubuh Anda. Tapi karbohidrat belum tentu menjadi sumber energi utama bagi tubuh Anda pada waktu tertentu. Lemak, protein dan karbohidrat semuanya digunakan untuk menghasilkan energi manusia. Persentase masing-masing substrat yang digunakan bergantung pada banyak variabel, seperti jenis dan durasi aktivitas, tingkat intensitas dan apa yang disediakan oleh diet Anda saat ini.
Video Hari
Energi Ditetapkan
"Energi" adalah kapasitas untuk melakukan pekerjaan. Dalam tubuh manusia, kalori adalah bahan bakar yang menyediakan energi. Nutrisi utama yang menyediakan energi adalah protein, lemak dan karbohidrat. Banyak orang berpikir energi hanya digunakan selama aktivitas fisik yang berat, namun tubuh Anda terus-menerus menggunakan energi tingkat tinggi untuk pengendalian suhu, pernapasan dan semua aktivitas lain yang mendukung kehidupan.
Otak Craves Carbs
Saat Anda makan karbohidrat - seperti roti, pasta, nasi, buah dan sayuran - mereka diubah menjadi glukosa darah untuk memberi energi langsung dan kemudian diubah menjadi glikogen. untuk nanti digunakan. Jika Anda makan lebih banyak kalori daripada yang Anda keluarkan, karbohidrat juga diubah menjadi lemak untuk disimpan untuk digunakan nanti. Pada orang dengan gizi cukup, sistem saraf pusat - termasuk otak - hampir bergantung sepenuhnya pada glukosa untuk energi, dan otak menggunakan sedikit glukosa. Dalam perjalanan semalam, hampir semua cadangan glukosa dan glikogen habis. Selain otak, sel darah merah dan putih hanya menggunakan glukosa untuk energi.
Karbohidrat Hemat Energi
Ada pepatah bahwa "alam malas. "Itu akan menjelaskan mengapa karbohidrat cenderung menjadi sumber utama energi; tubuh kehilangan 5 persen energinya saat harus menyimpan glukosa sebagai glikogen, dan kehilangan 28 persen energinya bila harus diubah menjadi asam lemak untuk penyimpanan, bukan segera digunakan untuk energi. Faktor penting lainnya adalah bahwa karbohidrat diperlukan untuk memetabolisme lemak, yang berarti glikogen otot dan glukosa darah adalah faktor pembatas dalam kinerja Anda dari semua jenis aktivitas.
Aktivitas yang Berbeda / Bahan Bakar Berbeda
Baik glukosa maupun asam lemak menyediakan bahan bakar untuk istirahat, dan juga aktivitas fisik. Proporsi masing-masing tergantung pada intensitas dan lamanya aktivitas. Anda mungkin terkejut saat mengetahui bahwa selama istirahat dan aktivitas normal sehari-hari, lemak memberi 80 sampai 90 persen energi Anda. Karbohidrat menyediakan antara 5 dan 18 persen, dan protein 2 sampai 5 persen. Selama aktivitas fisik, kebutuhan energi Anda meningkat. Latihan intensitas sedang - seperti hiking, jogging, aerobik dan bersepeda - mendapatkan sekitar separuh energi dari glikogen yang tersimpan dalam otot dan separuh dari sirkulasi glukosa darah dan asam lemak.Semakin lama Anda berolahraga, semakin besar persentase penggunaan asam lemak. Selama aktivitas semburan yang melelahkan, seperti berlari kencang atau mengangkat beban berat, tubuh hanya bergantung pada glukosa dan glikogen untuk bahan bakar. Seiring intensitasnya menjadi lebih besar, begitu pula penggunaan glukosa dan glikogen. Jika Anda berlatih untuk olahraga ketahanan, diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat menurunkan glikogen dan menurunkan kinerja.
The Bottom Line
Tubuh Anda memiliki kemampuan untuk menghasilkan energi dari lemak, karbohidrat dan protein. Badan Makanan dan Gizi Institute of Medicine memberikan rentang nutrisi harian berikut: 45 sampai 65 persen karbohidrat, protein 10 sampai 35 persen dan lemak 20 sampai 35 persen. Diet yang mengikuti panduan ini memberikan nutrisi penghasil energi seimbang. Mengonsumsi kalori dalam jumlah yang tepat dalam keseimbangan yang tepat setiap hari akan membuat Anda tetap bersemangat dan berbahan bakar secara optimal. Jika Anda seorang atlet dalam pelatihan, jumlah dan waktu karbohidrat tambahan yang memadai sangat penting untuk kinerja optimal.