Makanan Tradisional Hawaii
Daftar Isi:
Pemukim Pulau Hawaii yang pertama diperkirakan berasal dari keturunan Polinesia yang tiba dari Kepulauan Marquesas sekitar 300 sampai 400 Masehi. Pelancong tiba dengan babi, ayam dan anjing, serta tanaman bergizi seperti talas dan sukun, yang menjadi makanan pokok dari Makanan Tradisional Hawaii, atau THD seperti juga diketahui.
Video of the Day
Potensi
Seiring bertambahnya obesitas di antara orang Amerika, termasuk orang-orang asli Hawaii, program diet sedang diuji dan dikembangkan untuk mengurangi dan mencegahnya. Periset di University of Hawaii telah menyelidiki diet tradisional Hawaii sebagai model diet untuk mengurangi obesitas dan risiko penyakit yang terkait dengannya.
Buah
Pemukim pulau asli diyakini telah memperkenalkan sukun ke pulau-pulau, yang bila masak bisa dimakan sebagai buah, atau dimasak sebagai sayuran jika kurang matang. Orang-orang Hawaii kuno juga akan memakan banyak buah kelapa, pisang, apel, raspberry dan stroberi; banyak makanan pasti segar dan mentah.
Sayuran
Mengonsumsi sayuran dalam jumlah besar setiap hari adalah praktik yang sehat, yang diikuti pada zaman kuno oleh orang Hawaii. Dipercaya bahwa orang dewasa yang sehat akan mengkonsumsi sekitar 2 cangkir kentang manis dan 2 cangkir sayuran hijau. Yams juga merupakan bagian pokok dari makanan, bersama dengan setidaknya satu pon poi, hidangan tradisional Hawaii yang terbuat dari akar talas yang ditumbuk.
Makanan dan Ikan
Sumber makanan protein Hawaii pada zaman kuno terutama ikan dan makanan laut lainnya, seperti cumi dan kepiting. Ayam dan burung lainnya juga dimakan. Menurut situs Alternative Hawaii, makanan tradisional Hawaii terdiri dari 12 persen protein.
Kesimpulan
Sebuah studi yang dilakukan di Universitas Hawaii, mengungkapkan bahwa peserta yang mencoba mengikuti diet tradisional Hawaii memiliki masalah dalam diet jangka panjang. Meski banyak yang mengalami penurunan berat badan awal dan kesehatan yang lebih baik, mereka mengklaim bahwa alasan mereka gagal mengikuti diet jangka panjang termasuk ketidakmampuan untuk mendapatkan produk segar dengan harga terjangkau dan kurangnya dukungan. Studi ini menyimpulkan bahwa tindakan tertentu perlu diterapkan untuk membuat pola makan menjadi pilihan gaya hidup yang realistis untuk saat ini, seperti membuang mesin penjual makanan cepat saji dari sekolah, dan penyediaan lahan untuk berkebun masyarakat.