Rumah Minum dan makanan Alergi terhadap Protein dalam Daging Merah

Alergi terhadap Protein dalam Daging Merah

Daftar Isi:

Anonim

Alergi makanan mempengaruhi sekitar 5 persen anak-anak dan 4 persen orang dewasa di Amerika Serikat, menurut National Institute of Allergy dan Penyakit menular. Meski 90 persen alergi makanan disebabkan oleh telur, gandum, kedelai, kacang-kacangan, susu, ikan dan kerang, alergi bisa berkembang menjadi makanan apapun, termasuk daging merah.

Video Hari

Latar Belakang

Alergi pada protein dalam daging merah berkembang ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru mengidentifikasi protein sebagai zat yang berpotensi membahayakan. Antibodi yang dikenal sebagai immunoglobulin E, atau IgE, terbentuk sebagai respons terhadap protein dan spesifik untuk protein tertentu. Ketika orang tersebut makan daging merah lagi, IgE merespons protein dan melepaskan zat kimia yang menyebabkan gejala reaksi alergi.

Diagnosis alergi terhadap protein dalam daging merah sering dicurigai berdasarkan riwayat klinis seseorang atau rangkaian kejadian yang mengarah pada reaksi. Alergi bisa ditegakkan dengan melakukan tusukan kulit atau tes darah. Tes tusukan kulit melibatkan goresan permukaan kulit dengan sejumlah kecil alergen dan mengukur reaksinya. Tes darah mengkuantifikasi kadar IgE pada protein dalam daging merah untuk menentukan apakah antibodi alergi ada.

Pengobatan

Menghindari semua daging merah dan semua produk makanan yang mengandung daging merah adalah pengobatan utama untuk alergi ini. Jika terjadi pemaparan yang tidak disengaja, antihistamin seperti Benadryl dapat mengobati reaksi lokal seperti ruam kulit. Jika reaksi yang lebih sistemik terjadi, injeksi epinefrin dapat membalikkan reaksi. Semua orang yang didiagnosis alergi terhadap protein dalam daging merah harus membawa epinefrin injeksi dengan mereka. Jika obat ini digunakan, orang tersebut kemudian harus pergi ke ruang gawat darurat untuk evaluasi dan perawatan lebih lanjut.

Pertimbangan

Istilah "daging merah" mencakup daging sapi, daging babi, daging kambing dan semua daging mamalia dewasa. Beberapa orang, bagaimanapun, alergi terhadap protein hanya dalam satu jenis daging tertentu dan mungkin bisa mentolerir daging lainnya.Misalnya, seseorang mungkin alergi terhadap daging sapi tapi mentoleransi daging babi dan daging kambing tanpa kesulitan. Pengujian diagnostik dapat membedakan antara alergi terhadap protein dalam daging merah vs alergi terhadap protein pada daging tertentu. Selain itu, pengujian darah dapat dilakukan untuk mendiagnosis apakah alergi daging merah terkait dengan karbohidrat pada daging dan bukan pada protein.