Dari 4000 SM hingga Hari Ini: Sejarah Pria dan Rias yang Memukau
Daftar Isi:
- Mesir kuno
- Roma kuno
- Elizabethan Inggris
- Prancis abad ke-18
- 1930-an Hollywood
- 1970-an & 1980-an
- Awal 2000-an
- 2010-an
- 2018
Untuk pertama kalinya selama berabad-abad, pria yang mengenakan makeup tidak sepenuhnya tabu. Berkat media sosial dan kemunculan influencer kecantikan pria seperti Coverboy James Charles dan mogul kecantikan Jeffree Star, makeup berada pada tahap awal menjadi lebih inklusif gender. Namun, konsep ini bukan hal baru.
Selama beberapa generasi, makeup telah dianggap sebagai usaha "khusus perempuan", jadi kita lupa bahwa itu tidak selalu seperti itu. Selama ribuan tahun, membentang dari 4000 SM sampai abad ke-18, pria secara tradisional menggunakan riasan dengan berbagai cara. Baru pada pertengahan 1800-an, makeup diturunkan ke salah satu ujung spektrum gender. Pada saat itu, Ratu Victoria I dari Inggris yang berpengaruh dianggap kosmetik vulgar, sebuah pandangan yang dikuatkan oleh Gereja Inggris. Selama era Victoria, makeup dianggap "kekejian" baik oleh mahkota dan gereja, menciptakan asosiasi yang kuat dan luas antara makeup, kesombongan, feminitas, dan "karya Iblis." Ketika nilai-nilai agama terus merembes ke budaya di seluruh dunia, definisi arus utama maskulinitas menyempit.
Pada abad ke-20, makeup dipandang sebagai pengejaran khusus perempuan.
Pada 2017, dunia akhirnya kembali dan tumbuh untuk menerima ekspresi gender yang berbeda. Kami berharap tren ini terus berlanjut, tetapi masyarakat tidak dapat bergerak maju tanpa melihat ke belakang. Gulir ke timeline di bawah ini untuk mempelajari tentang sejarah pria dan makeup yang menakjubkan.
Mesir kuno
Maskulinitas penting dalam budaya Mesir kuno, dan makeup sebenarnya memainkan peran dalam hal itu. Pada awal 4000 SM, pria menggunakan pigmen hitam untuk membuat desain mata kucing yang rumit. Beberapa milenium kemudian, eyeliner kohl, eye shadow malachite hijau, dan noda bibir dan pipi yang terbuat dari oker merah juga populer. Tujuannya bukan hanya agar terlihat lebih menarik - bayangan mata hijau diyakini membangkitkan dewa-dewa Horus dan Ra untuk mengusir penyakit berbahaya.Eyeliner dramatis digunakan untuk mengomunikasikan kekayaan dan status.
Roma kuno
Maju cepat ke abad ke-1 M, ketikaLaki-laki Romawi diketahui mengoleskan pigmen merah di pipi mereka, meringankan kulit mereka dengan bedak, dan mengecat kuku mereka menggunakan ramuan lemak dan darah babi yang mengubah perut. Pria Romawi juga melukis kepala mereka ke tempat-tempat botak.
Elizabethan Inggris
Selama pemerintahan Ratu Elizabeth I, makeup sangat populer di kalangan pria, yang menghargaikulit bubuk putih hantu. (Ini juga merupakan era ketika riasan wajah sangat berbahaya dan dibuat dengan timah, yang sering menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk kematian dini.)
Prancis abad ke-18
Bukan rahasia lagi bahwa Raja Louis XVI ikut serta dalam kemewahan tata rias dan produk rambut. (Louis menjadi botak pada usia 23 dan kemudian memaksa aristokrasi Prancis menjadi obsesi terhadap rambut palsu.)Para lelaki kerajaan juga melukis pada tanda-tanda kecantikan, yang dipasangkan dengan baik dengan sepatu hak tinggi dan bulu.
1930-an Hollywood
Waktu yang lama berlalu sebelum kesombongan pria dibicarakan lagi. (Terima kasih, Ratu Victoria I.) Tetapi dengan kedatangan pembuatan film modern di Amerika Serikat, rambut dan makeup untuk pria muncul kembali. Penampilan Clark Gable yang halus mungkin adalah contoh pertama dari kecantikan "metroseksual".
1970-an & 1980-an
Melalui abad ke-20 kemudian, makeup untuk pria hampir tidak mainstream. Sebaliknya, itu disediakan untuk pinggiran: artis dan rock 'n' roller seperti Steven Tyler, David Bowie, dan Prince.
Awal 2000-an
Ketika tokoh budaya pop Amerika mulai melakukan diversifikasi pada awal hingga pertengahan 2000-an,kami diperkenalkan dengan konsep "guyliner." (Pikirkan Pete Wentz, Jared Leto, dan Adam Lambert.) Penampilan ini paling populer di kalangan punk rocker dan pengikut mereka.
Konsep "metroseksualitas" juga memasuki kesadaran budaya saat ini, dan merek kecantikan mulai merilis "makeup untuk pria" yang ditargetkan. Pertimbangkan Yves Saint Laurent, yang merilis versi "pria" Touche Éclat ($ 42) pada 2008.
2010-an
Meskipun makeup untuk pria tidak berarti standar,media sosial telah memungkinkan para pakar kecantikan pria untuk berbagi ekspresi artistik mereka dalam skala besar, membantu memecah stereotip berabad-abad. Perusahaan kecantikan besar seperti Covergirl dan Maybelline memperhatikan dan mengumumkan wajah laki-laki pertama dari merek mereka.
2018
Ketika aturan-aturan penyajian gender menjadi semakin fleksibel, tata rias secara perlahan menyusup ke dalam rutinitas sehari-hari sebagian pria, tidak harus dengan cara James Charles yang lebih besar daripada kehidupan, tetapi dengan cara yang lebih halus. Sebuah concealer kecil pada noda di sini, gel alis kecil di sana. Kampanye iklan netral gender dari merek-merek seperti Milk Makeup membantu denaturalisasi makeup sebagai upaya feminin.
Selanjutnya, perhatikan sejarah latihan wanita.